Impulse buying adalah proses pembelian suatu barang, dimana sipembeli tidak mempunyai niatan untuk membeli sebelumnya. Pembelian Tanpa rencana.
Bagaimana hal ini bisa terjadi …?
dipengaruhi oleh Display / Penampakan / Merchandising / Signage.
Karena melihat sesuatu di dekat kasir , maka si pembeli ujug-ujug teringat untuk membelinya juga. Misal : Permen, Koran, Coklat, Baterei, Majalah, dan sebagainya. Biasanya
barang-barang ini diletakkan di dekat check out counter – kasir. dan ya para Produsen itu ada yang rela membayar ”Placement Fee” tertentu untuk bisa meletakkan produk mereka didekat kasir. Menjaring last minutes buyers tersebut
karena Latah atau ikut-ikutan
Melihat seorang Bapak yang keren dan modis mengambil deodoran A. Maka dia ikutan untuk membeli deodoran tersebut. Tertarik pingin seperti Bapak yang ok itu. Padahal deodoran di rumahnya masih penuh belum terpaka.
Bisa
juga karena melihat orang berkerumun berebutan membeli sekantong
kelengkeng , maka dia grabak-grubuk juga ikutan latah pilah – pilih
kelengkeng itu. Padahal di rumah sudah ada buah satu kulkas penuh (yang kadang sebagian hampir busuk).
Rayuan Promosi
Ini biasa dilakukan oleh Sales Promotion Girl Bisa juga karena ada iming-iming hadiah. Trainer ini ngaku saja pernah membeli alat cukur gara-gara ada hadiahnya. Padahal alat cukur dirumah masih ada satu kantung berisi 3 alat cukur yang belum dibuka.
Atau
mulanya dia nggak niat beli minuman kesehatan A karena merasa belum
perlu , tetapi karena dirayu SPG yang cantik akhirnya jadi beli
(Apalagi kalau pakai menye-menye”Ah Bapak tolongin saya dong pak saya kan belum masuk target penjualan niiih pllliiiisss ). (Huh Klepek-klepek langsung )
Begitulah Purchasing Behaviour (sebagian) para pengunjung supermarket di Indonesia pengaruh Impulse Buying ini tidak bisa dianggap remeh. Sepertinya lumayan besar sodara-sodara. Ini sejalan dengan sifat Orang Indonesia yang mudah di pengaruhi (once again .. sebagian.. lho ini )
Ya
memang kita ke supermarket ini biasanya telah mempunyai catatan
sejumlah barang / benda yang akan kita beli Namun believe it or not
kadang jika kita liat lagi keranjang bawaan kita . maka jujur saja
ada beberapa Barang atau Items tambahan yang sebetulnya tidak masuk
dalam daftar belanjaan kita yang sudah kita tulis dari rumah.
”Suasana” dan ”Hawa” Supermarketlah yang membawa kita untuk ”reflek” membeli barang-barang ”tambahan” tersebut. Terlepas dari masalah benar-benar perlu atau tidak.
Dan
percayalah pengelola Supermarket tau benar bagaimana menciptakan
”hawa” dan ”suasana” itu membangkitkan ”euphoria” belanja itu
sumber : http://theordinarytrainer.wordpress.com/2008/11/05/impulse-buying/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar