Tiara adalah seorang anak yang sederhana dan hidup apa adanya. Suatu ketika ia lulus dari SMP dan berniat untuk melanjutkan sekolah. Pada saat itu, ia masih ragu akan pilihannya apakah ingin meneruskan ke SMA atau kejuruan. Hari itu pula ia bertanya kepada ayahnya dan meminta pendapat ayahnya tentang apa yang terbaik untuknya, sang ayahpun memberikan ia kebebasan untuk berpendapat sendiri mengenai apa yang terbaik untuknya. Dan ia pun bertanya kembali kepada ayahnya “ aku sih maunya kedokteran yah, tapi kayaknya mahal deh yah “ , mendengar anaknya berkata seperti itu, sang ayahpun menjawab “ ayah masih mampu ko’ biayain kamu sekolah kemana aja, asal kamu mau belajar sungguh-sungguh” . tiara menjadi gembira sekali saat ayahnya berbicara seperti itu, dan kemudian tiara berkata “ besok kita daftar ya yah” sambil tersenyum ayah pun mengangguk.
Keesokan harinya tiara bergegas bangun pagi-pagi karena ia tidak mau telat pergi untuk mendaftar ke sekolah yang ia impikan itu. Ia pergi berdua dengan ayahnya, setelah sampai di sekolah itu, ia langsung mengisi formulir dan melihat biaya untuk mengikuti test ia pun kaget melihat total biaya formulir, test, dan lainnya. Karena merasa kasihan kepada ayahnya yang menghasilkan uang pas-pasan, ia pun mengurungkan niatnya untuk masuk ke sekolah yang ia impikan itu.
Pada saat test berlangsung, ia tidak begitu bersemangat seperti pada saat berangkat ke sekolah itu. Yang ada dipikirannya hanyalah bayang-bayang wajah ayahnya yang membanting tulang menghidupi keluarganya dan wajah ibunya yang sangat mengharapkan kesuksesan anaknya itu masuk ke sekolah yang ia impikan. Pada saat itu pula terbuang waktu yang seharusnya dipakai untuk mengisi test hingga bel selesai pun berbunyi, tapi tiara sudah tidak ada harapan lagi untuk mengisi soal-soal itu.
Ketika pengumuman hasil test dibacakan, tiara sangat berharap tidak masuk dalam kategori murid yang terpilih, dan ia pun tidak terpilih di sekolah itu.
Melihat wajah sang ayah yang lemas ketika mengetahui bahwa anaknya tidak masuk dalam kategori tersebut, tiara pun menyesal akan perbuatannya. Akhirnya ia meminta maaf kepada ayah dan ibunya, dan tiara pun memilih mendaftar ke sekolah negeri saja, akan tetapi penyesalan yang amat dalam masih ia rasakan sampai masuk ke sekolah barunya itu.
Inti dari cerita ini adalah tiara yang salah memilih antara pilihan yang ia miliki.
Pesan yang tersirat : pikirlah dua kali bahkan lebih saat menemui suatu pilihan.